Manusia telah berkomunikasi selama puluhan ribu tahun. Bahkan dapat dikatakan bahwa sebagian besar waktu jaga manusia digunakan untuk berkomunikasi. Meskipun demikian, ketika manusia dilahirkan tidak dengan sendirinya dibekali dengan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Sebagai seorang Bankir harus memahami dan mempraktekan Ilmu Komunikasi yang Efektif di Tempat Kerja karena merupakan syarat wajib yang harus dimiliki oleh seorang bankir diantaranya sebagai salah satu Standar Layanan Perbankan
Suatu komunikasi dapat dianggap efektif paling tidak harus menghasilkan 5 hal, yaitu: pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss), sebagaimana yang dapat disimak melalui penjelasan, sebagai berikut:
5 Hal Komunikasi Efektif
- Menyampaikan informasi dan menghasilkan pengertian. Pengertian, artinya penerimaan yang cermat dari isi pesan seperti yang dimaksud oleh pemberi atau sumber pesan.
- Menghasilkan kesenangan. Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian. Ketika mengucapkan “Selamat pagi, apa kabar?” kita tidak bermaksud mencari keterangan atau informasi. Komunikasi ini dimaksud untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi seperti inilah yang membuat hubungan kita hangat, akrab dan menyenangkan.
- Mempengaruhi sikap. Komunikasi ini yang paling sering kita lakukan. Komunikasi ini kita sebut komunikasi persuasif. Misalnya, khotib membangkitkan sikap beragama dan mendorong jamaah beribadah lebih baik ataupun guru mengajak muridnya lebih mencintai ilmu pengetahuan.
- Menghasilkan hubungan sosial yang lebih baik. Sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Philip G Zimbardo membuktikan bahwa kurangnya komunikasi (tingginya anonimitas/tidak saling mengenal) menjadikan orang agresif, senang mencuri, merusak dan kurang memiliki tanggung jawab sosial. Peneliti menyimpan dua bus mobil bekas di dua tempat yang berbeda; Pertama, wilayah Bronx, New york, kota dengan tingkat anonimitas yang tinggi, kedua, di Palo Alto, sebuah kota kecil di California, dimana orang saling mengenal dengan baik. Di Palo Alto, mobil tersebut tidak disentuh orang selama satu minggu, kecuali waktu turun hujan, seorang pejalan kaki menutup kap mobil agar air hujan tidak membasahi mesin mobil. Di Bronx dalam beberapa jam saja , di siang hari bolong, beberapa orang dewasa beramai-ramai dihadapan orang lain, mencopoti bagian-bagian mobil yang dapat mereka gunakan. Tidak ada yang mencoba mencegah perbuatan mereka. Tahap berikutnya, anak-anak mulai menghancurkan jendela depan dan belakang. Berikutnya beberapa orang dewasa yang berpakaian perlente merusak apa saja yang masih dapat dirusak. Dalam tempo kurang dari tiga hari, mobil tersebut sudah menjadi onggokan besi tua yang menyedihkan. Apa yang terjadi bila orang-orang gagal menumbuhkan hubungan interpersonal? Menurut Vance Pakard (1974) orang akan menjadi agresif, senang berkhayal, dingin, sakit fisik dan mental, dan menderita “Flight Syndrome” (ingin melarikan diri dari lingkungan.
- Menghasilkan tindakan nyata. Komunikasi yang menimbulkan pengertian memang sukar. Namun demikian, jauh lebih sukar lagi komunikasi persuasif yang menghasilkan tindakan nyata atau yang mendorong orang untuk bertindak. Keberhasilan komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dihasilkan. Karena, untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil terlebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi.
Selain itu, perlu juga dipahami bahwa terdapat 5 (lima( hal yang membuat komunikasi menjadi efektif yaitu:
- Komunikator dapat berperan dengan baik
- Tujuan komunikasi jelas
- Isi komunikasi jelas
- Alat komunikasi tepat
- Komunikasi menarik
1. Proses Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif akan terjadi antara komunikator (orang yang menyampaikan pesan) dengan komunikan (orang yang menerima pesan), dimana dalam proses ini komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan (orang yang menerima), selanjutnya komunikan memberikan umpan balik sehingga terjadi proses komunikasi dua arah, sebagaimana ilustrasi gambar dibawah ini:
2. Unsur Komunikasi Efektif
Berdasarkan proses komunikasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses komunikasi efektif terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
- Komunikator / Pengirim (orang yang menyampaikan pesan)
- Komunikan / Penerima (orang yang menerima pesan)
- Channel / Media (saluran Komunikasi)
- Pesan (isi berita)
- Respon (sebagai umpan balik atau reaksi)
3. Jenis Komunikasi
Berdasarkan caranya komunikasi dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu
Komunikasi lisan, yaitu: cara berkomunikasi dengan berbicara. Dalam proses komunikasi lisan dilakukan secara langsung, dimana komunikator dapat secara langsung menyampaikan pesan kepada komunikan.
Komunikasi tulisan, yaitu: cara menyampaikan pesan melalui tulisan. dalam proses ini, umumnya dilakukan secara tidak langsung. Namun, dalam perkembangan tekhnologi saat ini komunikasi dengan tulisan bisa pula dilaksanakan secara langsung dengan media Chat. Komunikasi tulisan dapat dilakukan melalui surat, email (surat elektronik), maupun chating forum.
4. Tekhnik Komunikasi yang efektif
Agar komunikasi kita dapat berjalan efektif, maka terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu
Mendengar dengan aktif
Trampil dalam berbicara
Gaya bicara tepat
Penampilan yang menarik, seperti: pakaian, pandangan mata, raut muka, sikap badan, suara, tulisan, senyum, jabatan tangan, ingat nama dan tulus.
Sebaliknya terdapat pula berbagai ciri-ciri komunikasi yang tidak efektif yang perlu dipahami dianntaranya, adalah: Bertele-tele, malu-malu, marah-marah, maksud yang disampaikan tidak jelas, tersembunyinya maksud/pesan, non verbal, satu arah, tidak responsive, tidak nyambung, tidak terbuka
Komunikasi tidak dapat berjalan dengan efektif dapat juga disebebkan karena adanya hambatan dalam proses komunikasi diantaranya adalah:
- Hambatan pada komunikator dan komunikan. Hambatan ini disebabkan adanya perbedaan individu, perbedaan peran dan kedudukan organisasional, dan perbedaan budaya.
- Hambatan pada kode-kode yang digunakan. Tiap profesi memiliki istilah tekhnis yang berbeda
- Hambatan pada saluran komunikasi. Hambatan pada saluran komunikasi ini umumnya bersifat tekhnis
- Hambatan situasi komunikasi. Hambatan ini berkaitan dengan suasana prikologis yang terjadi saat komunikasi berlangsung
 5. Berbicara yang Efektif
Berbicara adalah proses mengeluarkan suara yang dapat dimengerti sebagai ungkapan pikiran (perasaan) yang dihasilkan oleh koordinasi otak, pita suara, udara, dan alat-alat yang mengadakan modifikasi suara. Berbicara efektif adalah berbicara secara menarik dan jelas sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara dan tujuan dari komunikasi dapat tercapai.
Paling tidak, terdapat enam hal yang harus disiapkan agar dapat berbicara efektif, yaitu
Menetapkan sasaran, sebelum berbicara harus ditetapkan sasarna terlebih dahulu, yaitu: tujuan berbicara (seperti untuk presentasi tugas, memimpin rapat, mengisi kajian keagamaan, menyampaikan materi dikelas, dan lain sebagainya) agar memudahkan dalam memilih materi yang akan disampaikan.
Mengenali pendengar, sebelum berbicara efektif, harus mengenali terlebih dahulu audiens atau pendengar agar dapat menyusun kata-kata yang tepat dengan kondisi maupun usai audiens/pendengar.
Mempelajari tempat dan sarana, sebelum berbicara di depan forum kerja, penting untuk memperlajari tempat dan sarana dengan cara survei tempat, memperlajari letak duduk audiens, mengenali alat yang akan dipergunakan, dan meneliti gangguan yang mungkin timbul.
Melakukan manajemen waktu. manajemen waktu harus diperhatikan dalam rangka berbicara efektif karena berkaitan dengan konsentrasi pendengar. Harus diperhatikan kapan menyampaikan materi, kapan tanya jawab, dan kapan memberikan lelucon atau penyegaran.
Mempersiapkan bahan, sebelum berbicara harus mempersiapkan bahan terlebih dahulu, mempelajarinya, menyiapkan contoh-0contoh, dan menuangkan bahan tersebut dalam media (apabila diperlukan)
Mengelola tkhnik penyampaian, bicara di depan umum akan berhasil jika menggabungkan beberapa hal, sebagai berikut:
7% = Penggunaan Kata
38% = Penggunaan nada dan suara
45% = Penggunaan ekspresi muka, bahasa tubuh, dan gerakan tubuh.
6. Mendengar Efektif
Mendengar yang efektif tidak hanya sekedar mendengar tetapi mendengarkan dengan konsentrasi dan diikuti dengan usaha untuk memahami pesan atau informasi yang didengar.
Dalam arti sempit, mendengarkan adalah usaha memperoleh suatu pengertian terhadap berita atau pesan dengan menggunakan indera pendengaran (terbatas pada penerimaan pesan secara lisan). Sedangkan dalam arti luas, medengarkan adalah usaha memperoleh suatu pengertian terhadap berita atau pesan dengan menggunakan indera pendengaran dan kemampuan pikiran untuk memahami lebih lanjut terhadap pesan yang diterima (penerimaan pesan secara lisan maupun tertulis).
Oleh karena itu, kualitas pendengar dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, sebagai berikut:
- Bukan pendengar, yaitu pendengar yang berpura-pura mendengarkan, tetapi sesungguhnya dia tidak sedang mendengarkan.
- Pendengar dangkal, yaitu pendengar yang hanya mendengarkan suara, tetapi tidak mencoba memahami pesan
- Pendengar yang bersikap kurang perhatian, yaitu pendengar yang mendengarkan suara, memahami pesan, tetapi sambil melakukan aktivitas lain disela-sela aktivitas mendengarkan, seperti membuka sms, menulis, merapikan buku, atau sambil mencari sesuatu.
- Pendengar dengan sikap sunguh-sunguh, yaitu: pendengar yang selalu memperhatikan dan memahami pembicaraan sehingga pesan melekat di ingatannya.
Semoga dengan membaca artikel ini pengunjung dapat mempraktekan cara komunikasi efektif