Kontrol Internal Perbankan
Kontrol Internal Perbankan

Pengenalan Kontrol Internal Perbankan (Internal Control)

Diposting pada

Definisi Kontrol Internal (Internal Control)

Internal control kontrol internal perbankan
Internal control kontrol internal perbankan
  1. Tahun 1600 – English Lexicon : Kontrol adalah salinan dari sebuah putaran (untuk akun), yang kualitas dan isinya sama dengan aslinya
  2. Tahun 1905 – L.R. Dicksee : Kontrol terdiri dari tiga elemen yaitu pembagian kerja, penggunaan catatan akuntansi dan rotasi pegawai
  3. Tahun 1930 – George E Bennet : Sistem pengecekan internal dapat didefinisikan sebagai kordinasi dari sistem akun-akun dan prosedur perkantoran yang berkaitan sehingga seorang pegawai selain mengerjakan tugasnya sendiri juga secara berkelanjutan mengecek pekerjaan pegawai yang lain untuk hal-hal tertentu yang mungkin rawan kecurangan
  4. Tahun 1949 – AICPA Commite on Auditing Procedure : Kontrol internal berisi rencana organisasi dan pengukuran-pengukuran yang diterapkan di perusahaan untuk mengamankan aktiva memeriksa akurasi dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong ketaatan terhadap kebijakan menajerial yang telah ditetapkan

Filosofi Modern Kontrol Internal (Internal Control)

Kontrol internal merupakan alat bantu dan bukan pembatasan ruang gerak

Filosofi tersebut memandang kontrol sebagai sarana mengintegrasikan pribadi-pribadi dan tujuan perusahaan untuk membantu karyawan dalam pencapaian sasaran. Filosofi tersebut menyebutkan agar orang-orang yang dikontrol juga membantu merencanakan kontrol. Jadi kontrol dipandang sebagai alat ukur seseorang – menentukan apakah standar telah dicapai, apakah seseorang telah menyelesaikan pekerjaannya.

internal control review and recomendation
internal control review and recomendation

Strong Internal Control (Kontrol Internal Kuat) Versus Weak Internal Control (Kontrol Internal  Lemah)

Weak Control Strong Control
Pedoman kerja tidak jelas

Petugas sering mengulang pekerjaan yang salah

Kualitas kerja rendah

Tidak disiplin

Berpotensi timbulnya fraud

Operasional menjadi tidak efektif dan efisien

Mengurangi kepuasan pelanggan

Sumberdaya tidak terorganisir

Bekerja tidak jelas

Sering timbul selisih transaksi

Saling percaya rendah

Efek : Tutup cabang/kantor lambat, pulang kerumah terlambat,

waktu untuk keluarga sedikit, bonus/insentif kurang

Semua pekerjaan berjalan sesuai prosedur

Disiplin kerja baik

Mencegah tindakan fraud

Jika terjadi kesalahan, mudah ditelusuri

Hasil pekerjaan dapat dipercaya

Kesalahan / error diminimalkan

Potensi timbulkan resiko rendah

Meminimalkan pengeluaran biaya

Mudah dikendalikan/dimanage

Terhindar dari sanksi regulator

Kepuasan pelanggan tinggi

Complaint pelanggan rendah dan dapat dimanage

Engagement pelanggan dan pegawai tinggi

Dst

Kontrol Internal Perbankan
Kontrol Internal Perbankan

 

Kontrol yang dijalankan membuat manajemen mencapai beberapa tujuan dibawah ini:

  • Informasi keuangan dan operasional yang relevan dan kredibel
  • Pendayagunaan sumber dayayang ada secara maksimal demi efisiensi biaya
  • Pengamanan aktiva termasuk passiva/liabilities
  • Kepatuhan pada hukum, regulasi dan norma serta perikatan
  • Mengidentifikasi besaran-besaran risiko dan menggunakan strategi yang tepat untuk mengontrol risiko tersebut
  • Penetapan objective dan target harus sejalan dengan strategi yang ditetapkan

Tipe Kontrol Internal (Internal Control)

1. Preventive (Pencegahan)

Tugas preventif merupakan built in control atau ex-ante ata key control ada pada petugas itu sendiri dan atasannya. Sehingga pegawai dan atasannya langung berfungsi sebagai transaction control

2. Detective

Detective adalah tugas utama ex-post atau post transaction control untuk meyakinkan apakah terdapat output yang tidak diinginkan. Tugas ini sebagai non-key control

3. Corrective

Temuantemuan negatif harus segera dikoreksi dan menjadi perhatian agar kesalahan tidak terulang kembali

Internal Control Standards

Kontrol harus ada standarnya dan penerapannya tunduk pada standar tersebut.

1. Standar Umum

  • Reasonable Assurance (keyakinan yang wajar bahwa internal control akan dicapai). Jadi bukan absolute assurance atau keyakinan yang mutlak
  • Supportive Attitude (Perilaku yang mendukung)
  • Integrity and competence (kompetensi harus didukung integritas)
  • Control objective (tujuan kontrol yang yang spesifik, komprehensip dan wajar)
  • Monitoring Control (terus menerus mengawasi output

2. Standar Detil

  • Documentation (struktur dan semua transaksi harus didokumentasikan)
  • Prompt and proper recording of transaction and events
  • Authoritation and execution of transaction and events
  • Separation of duties (pemisahan tugas)
  • Supervision (pengawasan yang baik dan berkelanjutan agar tujuan tercapai)
  • Access to and accountability for resources/and records

Pembahasan mengenai internal control akan kami lanjutkan pada artikel berikutnya. Semoga dengan membaca artikel ini anda memiliki gambaran mengenai kontrol internal

Tinggalkan Balasan